1 Januari 2011

sekarang waktu tepat menunjukkan pukul 00.01,bunyi petasan dan kembang api dimana-mana, suara terompetpun tak kalah merdu dan serunya mengiringi detik-detik pergantian tahun. . .

Klarifikasi

Entah dari mana harus ku mulai catatanku ini,,,

semua berawal ketika temanku datang ke jogja dan memutuskan untuk mencari buku denganku,tak pernah aku duga sebelumnya karena akupun tak pernah merasa dan berniat untuk menyakiti perasaan cewekku. yang ada dalam pikiranku hanyalah menolong teman, tak kurang dan tak lebih, itu saja. namun semuanya berubah ketika aku mengantarkan cewekku ke tempat temannya. entah apa yang harus aku jawab ketika dia(cewekku) menanyakan "bagaimana rasanya dengan cwe selain pacarmu???" sesaat aku terdiam memikirkan apa yang harus aku jawab dan mengapa dia tiba2 bertanya seperti itu??

siang itupun dimulai dengan beberapa perdebatan kecil lewat sms, dengan penuh kebingungan maka aku putuskan untuk mencari buku sekitar jam 4 sore,mungkin takdir juga yang menuntun semuanya hingga akhirnya aku terlambat menjemput cewekku. semuanya jadi serba salah dan terasa bersalah. aku putuskan untuk istirahat sejenak sambil menunggu adzan maghrib berkumandang. tak lama kemduian akupun mengunjungi tempat cewekku tinggal, dari sanalah kejelasan semuanya terungkap. dengan penuh perasaan bersalah akupun mencoba untuk memulai pembicaraan. . .

tak pernah kusangka ternyata semua yang dia rasakan merupakan sebuah doktrin yang diciptakan oleh teman-temannya dan diapun mengikuti apa yang telah dikatakan oleh teman-temannya. mungkin jika saja dia tidak maen ke tempat temannya semuanya tidak akan jadi seperti ini.

mungkin aku juga punya andil bersalah dalam masalah ini, tapi bukan tanpa alibi kemudian aku dinyatakan 100%bersalah. sekarang aku akan menjelaskan bagaimana kronologis ceritanya.

1. pukul 07.00 - 09.00 aku kuliah ilmu pendidikan di kampus

2. pukul 09.00 - 10.00 mencuci pakaian di kot

3. pukul 10.00 - 10.30 njemput temanku di lempuyangan

4. pukul 11.00 - 13.00 kuliah difusi inovasi pendidikan di kampus

5. pukul 13.30 - 14.30 mengantar cewekku ngirim barang di daerah pingit

6. pukul 14.45 - 15.00 makan dekat kost

7. pukul 16.00 - 16.30 beli buku di shoping

8. pukul 18.30 - 20.45 ke tempat cewekku dan membicarakan semuanya

9. pukul 20.45 - 21.45 berangkat kerja ke seturan

10. pukul 22.00 - 07.00 kerja di seturan

11. pukul 07.00 - 07.45 menunggu dan mengantarkan cewekku ke kampus

12. pukul 07.45 - 08.25 tidur

13. pukul 08.25 - 08.50 mandi

14. pukul 08.50 - 09. 15 makan

15. pukul 09.20 - 11.00 kuliah di kampus

16. pukul 12.00 - 13.00 temanku pergi ke shoping dengan temanku yang lain dan aku tidur dikost

17. pukul 13.00 - 13.30 mengantar temanku bertemu dengannya untuk diantarkan ke lempuyangan

18. pukul 14.00 - 16.00 kuliah pengelolaan pembelajaran



mungkin 18 point saja sudah menjelaskan bagaimana kegiatanku seharian. berapa waktu yang aku sisakan untuk cewekku, temanku, kuliahku, kerjaku, dan istirahatku. sebenarnya aku mau menitipkan temanku tidur di tempat cewekku tpi setelah tau cewekku dikompor-kompori teman-temannya aku jadi berpikir 2x,aku takut kalau cewekku jutek+ketus sama temannku malah nanti aku yang nggak enak sendiri sama temanku, maka aku putuskan untuk membiarkannya tidur di kost aku,toh aku juga bekerja dari malam sampai pagi jadi nggak ada alasan buat aku tidur berdua dengannya.

aku pikir teman-teman cewekku jauh jauh lebih dewasa dari aku, tentu saja tidak hanya dari segi umurnya, tapi cara berpikir, bertindak, dan berbuat. seharusnya mereka memikirkan terlebih dahulu apa yang mereka katakan sebelum mereka mengatakannya. menuduh tanpa bukti itu sama halnya dengan fitnah keji. . .

mungkin aku cowok posesif, tapi bukan berarti kemudian kalian memutar balikkan semuanya. dulu ketika semester pendek aku dirumah dan cewekku di jogja, dia juga pernah bertemu dan makan berdua, padahal waktu itu aku dan cewekku 3hari nggak komunikasi, tahukah kalian semua itu???tak hanya aku,aku rasa semua orang juga akan melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan yaitu "MARAH" tapi kemudian beberapa hari kemudian aku berusaha melupakan semuanya. sekarang terjadi masalah seperti ini dan dia terus diemin aku.

luka itu ibarat paku yang tertancap pada sebuah papan, meskipun paku itu sudah dicabut tapi bekasnya masih ada, mungkin itulah analogi yang tepat untuk mengungkapkan semua masalah ini. dan bahkan kata maafpun tak cukup mampu menebus semua kesalahanku, tapi setidaknya aku telah berusaha untuk meminta maaf walaupun tanpa jawab. . .

Apakah kita sudah benar-benar BAHAGIA??

apa sich sbnar'a makna bahagia buat kita???